Beberapa hari yang lalu, saya mendapatkan pesan pribadi di
Facebook dari seorang sobat Blogger. Begini isinya:
Gimana biar postingan kita itu bisa panjang dan berisi kaya
di blog agan rata-rata di blog agan postingannya panjang panjang dan emang
harus semua di baca karena itu informasi penting, nah gimana tipsnya gitu biar
kalimatnya itu banyak, saya selalu kehabisan ide kalo buat postingan ?
Karena butuh jawaban yg begitu panjang, saya berjanji untuk
membalasnya melalui sebuah posting blog. Hmmmm... pertanyaan tersebut sangat
bagus; butuh pemikiran ekstra untuk menjawab karena tidak gampang menjawabnya.
:) Tapi saya akan coba jawab dan uraikan di sini dan semoga sobat-sobat
mendapatkan poinnya dan ada manfaat yg bisa diambil.
Menulis itu seperti berbicara. Bedanya ini lewat tulisan dan
bukan suara. Maka menulis sebenarnya bisa dilekatkan dengan orang yang suka
bicara, meskipun tidak selalu. Tetapi rata-rata orang yang suka berbicara,
berdiskusi, bertukar ide, bahkan berdebat pasti suka menulis karena begitu
banyak ide, pemikiran, pengetahuan, dan pengalaman yang pengen dituangkan.
Jadi, konsep menulis bisa diberi satu garis bawah, yaitu Menuangkan
ide/gagasan, ilmu, atau pengalaman (dan perasaan) dalam bentuk tulisan. Bahkan
seorang penulis karya fiksi pun tidak bisa lepas dari yang namanya ide,
pengetahuan, dan pengalaman itu sendiri meskipun karyanya tidak berbicara
tentang hal faktual.
Jika anda dapat berbicara lancar ketika menyampaikan
sesuatu, misalnya ketika berpidato atau presentasi, itu karena isi/materi telah
terkuasai dan tersusun dengan baik. Demikian pula halnya dengan menulis.
Menulis adalah aktivitas yang disengaja, meski mungkin saja
lahir dari kondisi yang tidak disengaja (misalnya sedih ditinggal pacar, lalu
tiba-tiba pengen nulis puisi... sedih hiks...). Karena disengaja (disadari),
menulis merupakan aktivitas yang butuh niat alias kemauan. Kemauan tidak bisa
muncul utuh kalau dipaksakan. Maka menulis adalah kesukaan. Apapun yang
dilakukan dengan rasa senang pasti enak, mengalir gitu aja tanpa beban...
Apa poinnya? Sebelum saya menjawab dengan tips-tips menulis
artikel berkualitas, perlu diketahui bahwa apa yang nanti disampaikan mungkin
tidak akan berefek apa pun jika tidak di dahului dengan niat -keinginan- untuk
menulis/membuat tulisan seperti yang telah disampaikan di atas. Jika sobat
pengen ngeblog tanpa menulis, maka seperti garam tanpa lautan, eh terbalik,
maksudnya lautan tanpa garam. Jadinya ya air tawar. Sah-sah saja, tapi
selamanya akan seperti itu-itu aja. Lempeng. Lengang. Sepi. Lama-lama bosan
sendiri.
Kembali ke "menulis tanpa kehabisan ide".
Kehabisan ide? Dari yg saya tangkap pada pertanyaan di atas, mungkin maksudnya
adalah ketika menulis, sedikit sekali yang bisa dituangkan, sehingga yang
tertulis pun sedikit karena mentok; tidak tahu lagi apa yang harus dituliskan.
Hal ini disebabkan karena beberapa hal, diantaranya: belum matangnya poin-poin
yang hendak disampaikan, kurangnya informasi, dan jenuh. Jenuh? Iya, otak yang
sudah jenuh tidak akan menghasilkan apa-apa kalau dipaksa bekerja.
Nah, untuk membuat tulisan yang sobat anggap layak,
berkualitas, serta penuh dengan ide (padat), ada beberapa tips yang bisa saya
sarankan. Perlu diperhatikan bahwa tips-tips berikut jangan serta merta
dianggap sebagai faktor teknis, karena jika dilakukan sebagai teknis semata
justru dapat menghilangkan esensinya.
So, ini dia tips menulis konten berkualitas:
1. Sebelum menulis, lakukan persiapan-persiapan terlebih
dahulu, baik materi tulisan maupun fisik. Materi tulisan berasal dari ide
mengenai topik tertentu. Cari ide, "Hari ini saya pengen menulis tentang
apa ya?" "Apa yang bisa saya persembahkan kepada pembaca dan
bermanfaat buat mereka?" "Apa sih yang saya ketahui dan bisa saya
tuangkan?" "Apa tema kesukaan saya?" Jangan mikir menulis judul,
keyword, dll; ssssttt... itu mah urusan belakangan. Jangan sampai justru
membatasi tulisan yang hendak dibuat.
2. Ide menulis paling baik adalah dari hal-hal yang pernah
dialami, diketahui, dipahami, dan dikuasai betul. Hindari menulis hal-hal yang
sekiranya justru memberatkan dan tidak dipahami.
3. Lakukan research and reference collecting. Ide yang kaya
akan memperkaya tulisan pula. Lakukan research atau mempelajari topik-topik
berkaitan untuk memperluas dan melihat dari berbagai sudut pandang lain. Pahami
sudut-sudut pandang tersebut dan jadikan referensi. Banyak tulisan berkualitas
yang berkaitan dengan topik apapun serta dapat dicari dengan mudah di search
engine. Hal-hal empiris terbukti lebih menarik dan kuat di mata pembaca
dibanding ide yang hanya searah dan kurang berdasar.
Bahkan ketika tidak sedang ingin menulis pun, biasakan
mempelajari topik-topik yang disukai melalui berbagai media. Membaca merupakan
poin penting yang dapat memperkaya pengetahuan dan pengalaman. Orang yang suka
menulis pasti suka membaca.
4. Sampai pada tahap ini, jangan menulis apapun terlebih dahulu
sebagai isi posting. Bahkan jangan buka post editor atau writing tool apapun
untuk menulis posting. Sekali lagi, sssttt... itu urusan belakangan. Kumpulkan
ide-ide yang tercecer, satukan dalam satu catatan kecil.
5. Setelah ide dan materi yang dikumpulkan cukup. Mulailah
menuliskan pokok pikiran. "Nah loh, kok jadi pelajaran Bahasa
banget??!" Iya, karena ini penting. Jika anda masih belum bisa menyimpan
pokok pikiran dalam otak, maka tuliskan dalam catatan kecil. Buat poin-poin.
Misalnya nih, "Dalam tulisan A, saya pengen menyampaikan: 1. Topik pembuka
tentang mengatasi duplicate meta description (intro); 2. Mengapa topik ini
penting?; 3. Apa sebabnya dan apa efeknya?; 4. Apakah ada solusinya?; 5. Jika
ada, apa solusi itu?; 6. bagaimana cara menerapkan solusinya?. Itu sebagai
contoh saja, tentu kasusnya akan lain jika beda topik. Tapi semua menggunakan
konsep yang sama: Apa; Mengapa; Siapa/Apa; Bagaimana; Dimana atau Kapan (jika
ada).
6. Dengan menggunakan landasan pokok pikiran di atas,
tanyalah diri sendiri, apakah pokok-pokok pikiran tersebut sudah ada
jawabannya? Jika iya, maka sobat sudah siap menuliskannya ke dalam artikel.
Jika belum, cari lagi jawaban-jawabannya sampai ketemu. Jawablah hingga detil
dan tidak ada yang terlewatkan. Dengan cara ini, tulisan sobat tidak hanya akan
panjang, tapi juga sarat dengan isi dan poin penting, pembaca tidak akan mau
melewatkannya.
Ada yang bilang bahwa tulisan terlalu panjang itu
membosankan, apalagi untuk ukuran posting blog karena pembaca lebih suka
membaca dengan sistem scanning atau fast reading. Tetapi saya sudah membuktikan
bahwa tulisan panjang mampu berbuat lebih banyak, memberi isi yang lebih detil,
memiliki dasar, dan menurunkan bounce rate tentunya. Tidak ada aturan mengenai
panjang pendeknya tulisan blog.
7. Setelah mantap, mulailah menulis sesuai dengan
jawaban-jawaban yang sudah ditemukan tadi. Dengan cara ini, sobat tidak perlu
berpikir terlalu berat, hanya mengingat saja jawaban-jawaban tersebut dan
merancang serta menyusunnya dalam bentuk tulisan. Dijamin tidak mentok. Bahkan
akan ada sangat banyak yang dituliskan. So, jika perlu, edit atau hilangkan
poin-poin yang sekiranya tidak terlalu penting.
8. Ketika menulis, gunakan konsep orang ke satu dan kedua.
Ini sah untuk blog. Mengapa? Ya karena ini blog, sebuah catatan pribadi seorang
blogger dan bukan buku pegangan kuliah. Penggunaan orang ketiga hanya jika
diperlukan. Sebagai contoh, saya cenderung menggunakan kata "saya"
yang sedang berbicara dengan "anda" atau "sobat". Dengan
demikian, tulisan lebih terasa dekat dan terkesan langsung (dua arah dan
mengandung kekinian). Seolah-olah penulis berbicara langsung dengan pembaca.
Seperti SAYA yang SEKARANG ini berbicara dengan SOBAT meskipun mungkin saja
tulisan ini dibuat BERABAD-ABAD yang lalu.
9. Jika dalam proses menulis sobat merasa mentok or menemui
jalan buntu, berhentilah. Letakkan pensil, eh... maksudnya keyboard atau
laptop. Bertamasyalah.... Maksudnya lakukan hal-hal lain. Lanjutkan kembali
jika sudah siap dan segar, entah nanti, besok, atau kapan saja terserah. Jangan
terburu-buru. Dengan cara ini, tulisan tidak terkesan dipaksakan. Selain itu,
akan ada banyak ide, informasi, dan referensi baru yang dapat ditemukan
sehingga bisa menjadi solusi.
Tuntutan menerbitkan posting blog secepatnya dan
sebanyak-banyaknya dapat merusak isi tulisan. Blog anda tidak menuntut anda,
jadi jangan tuntut blog anda. Hehe... Saya bahkan bisa menghabiskan satu minggu
untuk membuat satu posting. Jangan terlena dengan iming-iming bahwa jumlah
posting banyak itu bagus, belum tentu. Fokuslah pada apa yang hendak disajikan
kepada pembaca, Layak atau tidak? Menakjubkan atau tidak? Memberi solusi atau
tidak? Menyenangkan atau tidak? Bernilai atau tidak? dan seterusnya.....
10. Poin terakhir, tapi tidak kalah penting, adalah
checking. Apakah tulisan sudah siap diterbitkan? Ada yang masih kurang? Ada
yang kurang tepat? Ada yang terlewatkan? Ada yang salah? Jika masih belum
yakin, don't publish! Save dalam draft. Baca ulang. Inilah saatnya sobat
mereview karya sendiri sebelum diterbitkan. Apakah sobat sudah merasa puas
dengan membacanya? Apakah sudah merasa artikel pantas untuk diterbitkan?
Pikiran dan hati tidak bisa bohong. Cieeee..... Tapi benar kok, sobat tidak
perlu menanyakan orang lain untuk menilainya. Cukup nilai dari sudut pandang
sendiri terlebih dahulu. Baru setelah itu, serahkan pada pembaca
Tentunya bagi para master penulis blog, menulis sudah tidak
lagi membutuhkan hal teknis, tapi secara esensial pasti mencakup hal-hal di
atas. Mengapa demikian? Karena mereka tidak lagi membuat tulisan dengan acuan
teknis, melainkan insting. Hal-hal yang dilakukan berulang-ulang dan disukai
lama-lama menjadi insting. So, belajar dan asah terus kemampuan sobat dalam
menulis.
Hmmm.... Sebegitunya? Mungkin akan ada yang merespon "Alaaahhh,
mau buat posting blog aja ribetnya kaya mau jadi Presiden, copas aja
beres!" Hehe. It's okay, terserah yang punya blog lah. Tetapi yang perlu
ditegaskan di sini adalah tentang bagaimana meningkatkan kualitas konten blog
sehingga perlu keseriusan, apapun tujuan ngeblognya. Jika ingin memiliki
otoritas & ingin blog memiliki nilai, kualitas, dan bisa diperhitungkan
oleh orang banyak, tentunya harus ada upaya. Tidak heran jika ada ungkapan, a
blogger is an author... Seorang blogger adalah seorang penulis (seseorang yg
memiliki otoritas). Sungguh aneh bukan jika mengaku blogger, tapi gak punya
tulisan alias mengandalkan tulisan orang lain? Jawabannya ada pada diri sobat
masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar