Backlink adalah poin penting yg dibutuhkan oleh setiap
blog/website dalam rangka bersaing dengan blog/website lain di search engine.
Itulah mengapa link building selalu disebut-sebut & sering muncul dalam SEO.
Setidaknya ada dua alasan penting di balik usaha link building yg anda para
Blogger lakukan:
1. Anda butuh backlinks karena ingin situs/blog mendapatkan
otoritas di mata search engine, khususnya Google.
2. Anda perlu backlinks jika ingin mendapatkan otoritas
dalam niche yg dibawa atau disajikan, yaitu ketika anda ingin orang-orang
mengenal anda sebagai ahli pada niche tersebut.
Eit! Yup sebentar. FYI: Omong-omong alias BTW, apa sih
otoritas itu? Dalam bahasa Inggris, authority berarti kemampuan atau kekuasaan
untuk membidangi suatu hal, memberikan perintah, kontrol, pendapat, nasihat,
saran, dsb. Dalam konteks kepenulisan, authority berkaitan dengan authorship,
yg berarti kemampuan atau kekuasaan seseorang yg dipandang membidangi niche dan
karya tulis yg ia geluti. Sedangkan dalam konteks search engine, otoritas
tentunya adalah kemampuan suatu halaman blog/web untuk dapat dinilai sebagai
hal penting oleh search engine. Jadi, otoritas di sini memiliki makna
multilevel yg dapat diaplikasikan guna menunjukkan kekuatan website/blog serta
penulisnya.
---Kembali ke laptop---
Tetapi, ada hal yg mesti digarisbawahi dalam konteks
pentingnya link building di sini. Sebuah fakta yg tidak bisa lagi dipungkiri,
yaitu bahwa ribuan link yg ditanam belum tentu bisa disebut & menjadi
backlink, apalagi backlink berkualitas. Banyak yg mengabaikan satu konsep
penting yg menjadi tulang punggung link building: KUALITAS.
Tidak bisa disanggah lagi bahwa banyak blogger berfikir
bahwa ribuan backlink yg dibangun dengan cara serampangan & instan dapat
membuat search engine melirik. Bahkan ada juga yg sampe dibela-belain membayar
agar mendapatkan ribuan link, yg sebenarnya tidak diketahui secara pasti dimana
link itu ditaruh & pada situs-situs jenis apa. Padahal, faktanya adalah:
memiliki ribuan backlink dari situs-situs berkualitas rendah, tidak relevan,
link-link yg ditaruh di footer, link exchange (bertukar link), situs-situs yg
menjual links, link-link spam, dan segala macam jenisnya itu tidak ada
apa-apanya dibandingkan dengan 10 backlink berkualitas. Ya, cukup 10 backlink
berkualitas saja akan merubah otoritas blog/web. jangankan 10, satu backlink
berkualitas saja dapat meningkatkan pagerank. (rujukan disini).
Oke, sekarang saya berbicara mengenai backlink berkualitas.
Jadi pasti muncul pertanyaan, apakah backlink berkualitas itu?
Apa yg Dinilai Google Sebagai Backlink Berkualitas?
Ini garis besarnya:
Google menilai sebuah link sebagai link berkualitas jika
berasal atau dirujuk dari konten/isi halaman web/blog yg mempunyai tingkat
relevansi tinggi.
Google sangat menekankan relevansi atau keterkaitan konten.
Itulah mengapa Google Panda kemudian menampar habis-habisan kebanyakan web/blog
yg cuma menang di keyword namun miskin relevansi.
Sebagai contoh, katakanlah anda mencari suatu konten melalui
Google dengan keyword "Buah Anggur", kemudian taruhlah juga dua
konten muncul di urutan pertama dan kedua di halaman search result:
1. Konten pertama menyebutkan tentang jenis-jenis, rasa,
asal, harga, serta manfaat-manfaat buah anggur.
2. Konten kedua adalah tulisan seorang blogger di blog
pribadi yg menyebutkan tentang kesukaan makan buah anggur sebagai hobi yg tidak
bisa ditinggalkannya karena membuatnya teringat pacarnya. bla..bla..bla..(yah,
tarohlah demikian, sebagai contoh saja lah, hehe...).
Mana dari kedua konten di atas yg lebih bermanfaat buat
anda? Jika, anda kemudian klik pada konten kedua lalu melihat isinya tidak berkaitan dengan yg
diinginkan, maka besar kemungkinan untuk menekan tombol "back" atau
menutup jendela halaman konten tersebut. Nah, terciptalah yg disebut sebagai
"Bounce Rate", tingkat kelembaman, dimana semakin tinggi nilai atau
persentasenya, semakin kecil value atau nilai kepentingannya. Contoh nyatanya,
kasus ini sering terjadi apabila kita masuk dan terjebak pada situs/blog AGC
atau doorway page yg cuma berisi keyword tanpa konten. Kita pasti akan langsung
menekan tombol back atau close. Dan ini pula yg menjadi pertimbangan Google
dalam menentukan ranking serta value. User experience kini menjadi rujukan
Google dalam menilai.
Inilah setidaknya gambaran mengenai relevansi.
Lalu Bagaimana Kaitannya dengan Link Building yg
Berkualitas?
Sebutlah anda menulis posting blog tentang tips link
building. Kemudian pada suatu kesempatan lain, anda diundang menjadi guest
blogger di suatu blog SEO lain lalu menulis tentang dofollow & nofollow
links. Di dalam posting tersebut kemudian anda membuat link yg mengarah ke
posting blog anda dengan keyword "tips link building". Inilah yg
kemudian bisa disebut sebagai backlink yg sangat berkualitas, terlepas dari
beberapa konteks lain mengenai kondisi blog yg nanti akan dibicarakan.
membangun link yg disukai Google
Jika guest posting tersebut dimuat dalam blog bertema
kesehatan, dan di link ke posting yg sama, itu tetaplah link, namun bukan
merupakan link berkualitas. Bisa sih, jika kreatif, link tersebut dapat
dikelilingi dengan beberapa kata-kata yg berkaitan dengan link, maka ada
kemungkinan link tersebut dianggap berkualitas. Namun tentunya ini dapat
merusak isi artikel itu sendiri karena ada kesimpangsiuran dan dapat
membingungkan pembaca. Mengingat user experience kini mempengaruhi algoritma
dalam menentukan ranking, tentu ini tidak baik.
Kesimpulan pertama: kondisi niche, tema, konteks yg
melingkupi link berpengaruh dalam menentukan berkualitas atau tidaknya sebuah
link. Semakin tinggi relevansi, semakin berkualitas suatu backlink.
Kondisi kedua yg mempengaruhi kualitas link maupun blog/web
adalah kualitas halaman yg mengarahkan link serta kemana link tersebut
diarahkan. Jika suatu blog/web memiliki terlalu banyak link keluar, memiliki
tema atau niche yg terlalu banyak dan tidak jelas arahnya, dan mengarahkan link
ke halaman-halaman berkualitas rendah atau bahkan telah mendapat penalti
Google, maka ini dapat menurunkan kualitas blog/web tersebut beserta
link-linknya.
So, jika anda sedang membangun link di suatu blog/web, ada
baiknya untuk melihat beberapa hal berikut:
1. Perhatikan apakah blog/web tersebut memiliki kualitas
konten tinggi & punya nilai otoritas serta orginalitas yg tinggi pula.
2. Lihat apakah blog/web tersebut memiliki terlalu banyak
outbound link yg tidak relevan, misalnya berupa exchange link baik otomatis
atau manual yg jumlahnya terlampau banyak hingga mengalahkan link-link dari
blog/web itu sendiri.
3. Lihat apakah blog/web tersebut memiliki space iklan
dengan jumlah iklan yg terlampau banyak. Terlebih lagi apabila banyak iklan
tersebut berupa referral links. Iklan yg jumlahnya terlalu banyak hingga
mengalahkan kepentingan konten (merusak fokus terhadap konten) dapat
mempengaruhi kualitas.
4. Lihat apakah situs tersebut merupakan situs link farm
atau content farm (perkebunan link dan konten, hehe... bukan.. maksudnya situs
yg hanya memuat link-link saja tapi ga ada konten atau situs yg merupakan
kumpulan-kumpulan artikel saja tapi tidak jelas apa arah tujuannya, misalnya
AGC, autoblog, dll). Blog semacam itu
biasanya terlibat dalam skema link wheel, link masuk dan keluarnya hanya untuk
tujuan referral, dll.
Selengkapnya mengenai quality konten bisa disimak di
Kriteria Quality Content Menurut Google.
Link Building Yang Natural
Google juga memata-matai tingkat kecepatan link building suatu
blog/web. Link building perlu dilakukan dengan cara senatural mungkin agar
Google dapat melihatnya sebagai proses yg tidak artifisial (dibuat-buat) atau
tidak wajar. Bagaimana link building yg tidak natural atau tidak wajar?
Sederhana saja. Link building yg
dilakukan dengan terlalu agresif.
Taruhlah anda menggunakan jasa atau software otomatis yg
dapat menciptakan ribuan backlink dalam waktu singkat, misalnya dalam seminggu.
Jadi dalam seminggu anda telah memiliki ribuan backlink. Kemudian minggu berikutnya
anda tidak mendapatkan sarana untuk mendapatkan backlink otomatis lagi. Jadi
tidak ada backlink pada minggu itu. Minggu berikutnya, setelah googling,
didapatkan software dengan harga sekian untuk membuat backlink dengan jumlah
ribuan. Kemudian sebulan berikutnya, link building berhenti lagi. Dan
seterusnya, dan seterusnya. Ini hanya contoh saja, tentunya tanpa alat pun anda
bisa menciptakan backlink demikian, setidaknya ratusan, dengan cara spamming.
Jika polanya demikian, Google kemudian dapat membaca pola tersebut dan besar
kemungkinan proses tersebut dianggap tidak natural. Terlebih lagi jika web/blog
baru saja dibuat, misalnya dalam sebulan, tapi telah memiliki ribuan backlink,
ini lebih tidak natural lagi! Jadi pastikan jumlah backlink yg dibuat senatural
mungkin sesuai dengan kemampuan seorang manusia dalam membuatnya.
Lalu bagaimana membangun serta membentuk link yg dianggap
natural?
Sebenarnya sangat sederhana sekali. Misalnya:
1. Melalui blog dofollow, kita bisa mendapatkan backlink
melalui komentar, tentunya dengan batas wajar juga. Yaitu dengan memberikan
kontribusi komentar yg berbobot, tidak asal jeplak, dan tidak nyepam.
2. Guest posting. Menjadi blogger tamu yg menuliskan artikel
untuk blog lain. Selain dapat memberikan backlink berkualitas, dapat pula
meningkatkan otoritas si penulis.
3. Berpartisipasi di forum-forum dan meninggalkan link
rujukan yg sesuai dengan pembicaraan & niche.
4. Artikel original (tulisan sendiri) serta khas cenderung
mendapat sorotan serta menjadi rujukan. Banyak Blogger yg kemudian merujukkan
link artikel blog lain sebagai referensi. Jika artikel blog di-copas, pastikan
ada backlink yg dipasang dengan benar, selain sebagai bentuk respect dari
Blogger lain yg mengambil artikel tersebut sesuai dengan etika, memberikan
backlink juga merupakan nilai plus. Artinya si blogger yg mengambil artikel
serta blogger yg artikelnya diambil memiliki hubungan mutualisme yg saling
menguntungkan. Jadi tidak ada yg dirugikan.
5. Lakukan pola link building dengan sewajar-wajarnya serta
tidak timpang. Jika anda bekerja sendiri untuk blog, membuat ratusan link dalam
seminggu sebenarnya sudah melebihi batas wajar. Perhatikan kualitas, bukan
kuantitas. Pola yg timpang berkaitan dengan contoh yg sudah disampaikan di
atas. Lakukan link building dengan rutinitas yg sama, sehingga pertambahan
backlink yg dibaca oleh Google tidak menunjukkan adanya pola yg direkayasa.
Intinya adalah, jangan hanya membangun link saja tapi
bangunlah link berkualitas. Artinya, ada beberapa persyaratan penting yg
kemudian dapat saya rangkum disini: Isi/konten original, berkualitas, &
berhubungan ketika link hendak dibangun atau ditanam; blog/web yg berkualitas (dengan
acuan beberapa hal yg telah disebutkan di atas); dan usaha link building yg
natural. Jika dilakukan dengan cara demikian, niscaya bukan hanya otoritas
blog/web saja yg tinggi di mata search engine, tapi juga otoritas anda sebagai
Blogger, penulis, & ahli dalam niche tertentu di mata orang-orang.
Have a nice Blogging, guys!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar